Jumat, 16 Desember 2016

Local Brand: 9. Wakai




Sepatu santai yang terbuat dari kanvas atau katun dengan sol lentur yang flat. Meski asalnya dari Semenanjung Iberia—tepatnya Pegunungan Pyrenia di perbatasan Prancis, Spanyol, dan Andorra—banyak yang mengira sepatu tersebut datang dari negeri Sakura.

Penyebabnya adalah Wakai, merek espadrilles yang sedang ngetren di Indonesia, ditulis dalam huruf kanji. Wakai Raifusairu, nama lengkapnya, diambil dari bahasa Jepang yang berarti “gaya hidup muda”.

Sebenarnya, Wakai adalah produk asli Indonesia. Sepatu kain tersebut diproduksi PT Metroxx Global, pemegang lisensi produk fashion mancanegara, termasuk Crocs dan Superdry. Tangan Jepang hanya menyentuh sebagian kecil prosesnya, sebagian besar desain dibuat desainer Jepang. Berbekal sentuhan tangan asing tersebut, mereka pun mencantumkan embel-embel made of Japan, yang sekilas terbaca made in Japan.

Pertama kali diluncurkan pada tahun 2012. Tren penjualan Wakai naik dengan rata-rata 40 persen. Wakai juga telah berekspansi ke Malaysia dan Singapura sejak Juni 2014.

Local Brand: 8.Tomkins



Tomkins merupakan sepatu buatan lokal yang dikenal dengan kualitas internasional. PT.Primarindo Asia Infrastructure, Tbk didirikan pada tanggal 1 Juli 1988 dengan nama PT.Bintang Kharisma dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan bergerak dalam bidang industri sepatu.

Pada tahun 1994 telah mencatat dan menjual sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan menjadi PT. Bintang Kharisma. Pada tahun 1997 perusahaan merencanakan untuk melakukan diversifikasi usaha ke bidang lain yang juga mempunyai prospek cerah. Untuk itu, perusahaan mengganti nama menjadi PT.Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. Sebelum direncanakan diversifikasi dapat diterealisasi, kondisi ekonomi di Indonesia mulai memburuk sehingga perusahaan memutuskan untuk menunda rencana tersebut.

Pada tahun 2001, Perseroan memproduksi hanya satu branded buyer  yaitu merek REEBOK. Untuk mengantisipasi risiko memutusan untuk menjadikan tahun 2001 sebagai tahun konsolidasi dan mulai mempersiapkan usaha pengembangan pasar domestik.

Pada bulan april 2002,Perseroan menerima pemberitahuan dari REEBOK International Limited sebagai single buyer dari perseroan bahwa pesanan sepatu yang diberikan kepada perseroan hanya sampai dengan bulan juli 2002, sehingga sejak bulan juli 2002 perseroan tidak lagi memproduksi sepatu merek REEBOK.

PT.Primarindo Asia Infarstructure, Tbk bergerak dalam bidang industri sepatu, khususnya sepatu olah raga dan memproduksi berbagai fungsi berbagai fungsi dan ukuran. Selama ini produksi PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk didasarkan atas pesanan dari pelanggan yang berasal dari luar negeri. 

Dengan demikian hampir seluruh sepatu olahraga hasil produksi perseroan adalah untuk diekspor dan harus memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh pembeli dengan desain yang dibuat perusahaan atau pelanggan yang merupakan pemegang merek atau pemegang lisensi dari merek terkemuka.

PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk telah dipercaya memproduksi merek terkenal seperti OsKhos B’Gosh, Cheasepeaks, Body Glove, US Atlentic, PUMA, dan Avia. Tahun 1996 dari dua buyer besar, yaitu Reebok dan Fila. Pada tahun 2000 dalam pengembangan pasar domestik telah memproduksi Tomkins.


Local Brand: 7.Tira jeans



Tira Jeans merupakan produk jeans yang berasal dari Indonesia. Dengan target audience yaitu kalangan remaja hingga dewasa.

Karena diperuntukkan untuk kaum remaja, maka dari itu Tira Jeans dalam mempromosikan brandnya selalu berhubungan dengan konsep-konsep unik yang menampilkan sisi-sisi para remaja kebanyakan.

Beragam kegiatan yang telah dilakukan oleh Tira Jeans untuk mempromosikan brandnya yaitu dengan mengadakan E-Contest hingga Flashmob Project dengan mengusung tema “Tira Jeans: “Guest What Happened Next”.

“Tira Jeans: “Guess What Happened Next” sendiri merupakan sebuah kontes dimana para kontestan harus menebak teka-teki yang terdapat dalam sebuah teaser video yang diberikan oleh pihak Tira Jeans yang mana video tersebut nantinya merupakan sebuah jawaban dalam peluncuran produk Tira Jeans selanjutnya.


Dengan banyaknya antusias dari konsep tersebut, Tira Jeans berkonsisten untuk mengeluarkan lebih banyak inovasi baru lagi yang menggunakan interaksi dengan para customernya.

Kamis, 15 Desember 2016

Local Brand: 6. COLORBOX



ColorBox berdiri sejak 1993, yang merupakan merek fashion (berusia 18- 22 tahun) untuk kalangan anak muda dengan memusatkan pada gaya modis dengan harga yang terjangkau dengan store tersebar di seluruh indonesia.
ColorBox menawarkan berbagai desain yg berbeda dalam mix and match untuk para remaja.

ColorBox menawarkan berbagai produk dan aksesoris untuk setiap musimnya yang memungkinkan anda untuk mengekspresikan jiwa anda terhadap fashion, memilih apa yang anda suka dari setiap tren dan menggabungkan untuk menciptakan gaya unik anda sendiri.

ColorBox secara konsisten menawarkan tren terbaru dan gaya yang hanya paling up to date pada perkembangan saat ini yang bersumber dari seluruh dunia, menggabungkan gaya dengan bahan berkualitas untuk menghasilkan pakaian dan aksesoris yang anda inginkan.

Local Brand: 5. Peter Says Denim



Peter Says Denim merupakan brand asal kota Bandung yang berdiri sejak bulan November 2008 dan pemiliknya adalah Peter Firmansyah.

Tak butuh waktu relatif lama. Semua itu mampu dicapai Peter hanya dalam waktu 1,5 tahun sejak ia membuka usahanya pada November 2008. Kini, jins, kaus, dan topi yang menggunakan merek Petersaysdenim, bahkan, dikenakan para personel kelompok musik di luar negeri.

Sejumlah kelompok musik itu seperti Of Mice & Man, We Shot The Moon, dan Before Their Eyes, dari Amerika Serikat, I am Committing A Sin, dan Silverstein dari Kanada, serta Not Called Jinx dari Jerman sudah mengenal produksi Peter. 

Para personel kelompok musik itu bertubi-tubi menyampaikan pujiannya dalam situs Petersaysdenim. Untuk Band Lokal sendiri yang berhasil di endorse band semacam Rocket Rockers, Saint Loco.

Strategi lain yang bisa dilakukan Peter adalah dengan meng- endorse band-band lokal maupun internasional. Band-band yang di endorse memang bukan band nomer satu, tapi inovasi yang dilakukan Peter itu patut mendapat apresiasi. Bahkan menjadi inspirasi brand yang lain untuk melakukan hal yang sama, berkat inovasinya itu penjualannya pun semakin meningkat. Kepandaian bergaul dan sedikit kemampuan marketing membuat brand PSD pun semakin berkibar.



Local Brand: 4. (X)SML


Merek lokal di pusat perbelanjaan bergengsi kerap hanya dilihat sambil lalu. Berbeda jika merek lokal tersebut berkualitas dan punya strategi unik untuk berkembang, maka pelanggan setia pun diraih.

Pangsa brand ini adalah "generasi X", generasi muda yang mau mencoba yaitu kalangan anak muda, dari usia 18 sampai usia 30 tahun, biasanya senang mencoba dan berani tampil beda. Inilah pangsa pasar (X)S.M.L.

Tampil beda ini bisa soal desain, warna, dan padu padan bahan. Misalnya saat (X)S.M.L menggelar peragaan busana untuk koleksi Spring/Summer 2014. Saat 3 desainer luar mengarah ke warna teal (campuran biru dan hijau), warna yang tren pada tahun tersebut, (X)S.M.L berani berbeda dengan koleksi warna hitam dan putih. 

Soal padu padan warna pun, (X)S.M.L cukup berani memadukan warna kontras yaitu warna abu-abu yang ditambahkan oranye dan biru. Warna-warna yang terletak di posisi berseberangan di spektrum warna.

Selain desain, tantangan produksi pun dirasakan oleh (X)S.M.L dan merek lokal lainnya. Bila ingin harga terjangkau, maka produksi massal. Sementara untuk merek lokal biasanya terkendala dengan modal. (X)S.M.L punya 10 gerai di seluruh Indonesia. Lokasinya dipilih di kota besar, tempat anak-anak mudanya berani bereksperimen soal berbusana. Jakarta, Surabaya, dan Bali. Juga ada satu gerai di Singapura. 


Selasa, 13 Desember 2016

Local Brand: 3. Cotton Ink



Cotton Ink adalah merek fashion yang awalnya berangkat dari internet marketing khususnya media sosial. Sang Pendiri Carline Darjanto dan Ria Sarwono menggunakan teknologi internet untuk membangun bisnis fashion mereka.

Berbekal pemasaran tersebut di atas, Cotton Ink berhasil dikenal di masyarakat Indonesia. Bahkan, produk-produk Cotton Ink berhasil menjadi salah satu fashion yang membawa trendsetter di kalangan anak muda.

Asal muasal berdirinya Cotton ink adalah keinginan pendirinya untuk menghasilkan uang sendiri dari penggarapan bisnis. Ini tercetus dari perbincangan Carline dan Ria saat Carline baru lulus dari Lasalle College of Fashion dan Ria yang sedang dalam tugas akhir di kampusnya Universitas Paramadina.

Berkat semangat dan ambisi kedua anak muda asal Indonesia tersebut, lahirlah Cotton Ink pada November 2008. Awalnya, produk yang dihasilkan Cotton Ink terinspirasi dari terpilihnya Presiden Amerika Serikat kulit hitam Barrack Obama. Mereka membuat Obama Tee.

Seiring berjalan waktu dan Obama Tee tidak lagi menjadi musim. Cotton Ink tetap menghasilkan produk-produknya yang baru. Konsep pakaian dan aksesoris gaya kasual menjadi dasar penggarapan produk-produk Cotton Ink.

Sampai saat ini, Cotton Ink telah bergerak dengan baik di lini bisnis fashion. Apalagi bagi kaum muda dan dewasa muda metropolitan penyuka gaya kasual yang urban.
Kesuksesan bisnis yang berangkat dari semangat dan ambisi sangatlah penting. Apalagi Cotton Ink memang benar-benar berangkat dari kesukaan kedua pendirinya di bidang fashion.


Local Brand: 2.Lea Jeans



Lea merupakan salah satu merek jeans terkemuka di dunia. Merek ini merupakan salah satu produksi dari perusahaan asal Indonesia yang beroperasi di Tangerang, Banten yang bernama PT Lea Sanent. Merek ini pertama kali diluncurkan sejak tahun 1976 untuk menyediakan pakaian casual, jeans serta aksesoris dengan desain dan gaya ala Amerika Latin. Hal ini dipertegas dengan logo yang digunakan pada merek Lea sangat mirip dengan bendera negara adidaya tersebut. Karena beberapa hal inilah yang membuat beberapa orang terkecoh dengan merek Lea.

Banyak orang menganggap bahwa Lea merupakan merek internasional asal Amerika. Namun sebagai warga negara Indonesia kita patut berbangga karena Lea merupakan produk asli buatan anak negeri. Dengan pabriknya yang bertempat di Tangerang, Lea telah berhasil membuat produk-produk berkualitas tinggi.

Produk-produk buatan Lea pun juga tidak hanya mampu memenuhi pasaran dalam negeri saja, melainkan telah berhasil menembus negara-negara luar seperti Dubai, Korea, Hong Kong. Lea selalu berpegang teguh dalam menjamin kualitas produk dan berusaha untuk terus melakukan terobosan-terobosan baru untuk produk Lea.

Sepak terjang bisnis Lea dimulai di Singapura dengan memproduksi t-shirt. Lea kemudian mulai fokus pada industri denim sejak era tahun 1978 hingga 1979 yang kemudian terus terkenal hingga saat ini. 

Dengan berpegang teguh pada kunci sukses yang terletak pada kualitas produk dan pembiayaan yang rasional, Lea berhasil membuat anggapan "jeans terbaik buatan Amerika". Berangkat dari anggapan itulah Lea tetap menjaga konsistensinya untuk terus mendistribusikan jean lokal dengan kualitas internasional.

Dengan menawarkan original cutting 606 khas Lea, Lea telah hadir untuk segmen pasar dengan usia 25-35 tahun dengan kapasitas produksi hingga 1 juta pieces tiap bulannya. Saat ini Lea telah mempunyai lebih dari 34 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia yang didukung dengan 200 counter di beberapa pusat perbelanjaan serta 100 toko jeans lokal.

Dengan popularitas yang disandang Lea, ini pula yang membuat beberapa oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab mencoba untuk memanfaatkan nama besar Lea. Pabrik yang beromset hingga RP. 2 miliar ini telah beroperasi selama satu bulan dan berhasil memproduksi lebih dari 12.000 celana Lea palsu. 

Dengan adanya kasus ini, diperlukan ketelitian bagi para pecinta Lea. Ada beberapa tanda yang membedakan antara Lea yang asli dan palsu. Salah satunya adalah adanya tulisan Lea 45 pada ritsleting Lea asli.

Local Brand: 1. The Executive


Siapa sangka kalau The Executive adalah merek yang berasal dari Indonesia. Merek fashion ini telah berhasil merambah negara Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia.
The Executive pertama kali didirikan oleh Johanes Farial yang berdiri di bawah PT Delami Garment Industries. Kehadirannya menanandai awal dari kiblat fesyen untuk produksi celana pria secara domestik.

Awalnya nama The Executive muncul adalah pada 1984 setelah sebelumnya bernama Executive 99. Pada masa kemunculan awal, produk-produknya banyak dicari oleh para eksekutif pria di Indonesia. Mereka yang bekerja kantoran memilih untuk tampil rapi dan celana pria merek The Executive selalu jadi pilihan.
Bahkan berdasarkan survei Indonesia Original Brand (IOB) pada 2014 lalu, The Executive berhasil menjadi busana kerja yang banyak diminati kaum pria. Apalagi merek yang sudah tersedia dibanyak gerai mol itu tak berhenti untuk melakukan inovasi desain yang kekinian sesuai perkembangan zaman.

Saat ini The Executive sudah menghasilkan produk fashion yang tak kalah bagusnya untuk para wanita. Merek yang banyak menyebar di mal di Indonesia ini juga mendagangkan aksesoris, tas, dan dompet untuk para eksekutif tanah air dengan melakukan pengembangan dengan menjalani kolaborasi. Mulai dari IFW (Indonesia Fashion Week), kami kolaborasi dengan desainer lokal, dimulai dengan Hani Hananto untuk Koleksi Lebaran tahun ini. Akhir tahun 2016 juga akan berkolaborasi dengan desainer lain. Ini salah satu cara men-grab agar konsumen loyal dan menarik konsumen baru.

Target The Executive kedepannya yaitu mencapai nett sale Rp 1 triliun di tahun 2018 dan telah mencapai lebih dari Rp 600 Miliar . Hal ini akan menjadi brand pertama dengan jumlah tersebut tanpa wholesale dan akan mengembangkan speciality store, artinya independent store sendiri. Targetnya sekitar 200 toko.





A Warm Welcome From us!



I Wear Local Brand adalah fashion blog online, yang menyediakan berbagai macam merek kolektif fashion lokal dari seluruh Indonesia. Merangkul gaya lokal yang inovatif dan bercita rasa global. 

Kami memberikan perkembangan terbaru mengenai beragam pakaian, tas, sepatu dan berbagai apparel pendukungnya. Disini kami hanya memberikan satu perkembangan terbaru yaitu: “Brand Lokal”.

Kami I Wear Local Brand, percaya bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk pemuda Indonesia untuk membuka mata mereka melihat  keindahan harta lokal dan mengembangkannya lebih jauh lagi untuk:
● Menciptakan kekuatan pasar merek lokal untuk mendukung penguasaan pasar produk lokal di industri fashion di Indonesia
● Mendukung merek fashion lokal untuk tumbuh dan secara luas dikenal di negara untuk kualitas dan keunikan mereka
● Memberdayakan merek lokal untuk go internasional dan menunjukkan kepada dunia bagaimana kualitas produk kita yang sesungguhnya.


I Wear Local Brand terdaftar di bawah Iwearlocalbrand.blogspot.com, yang merupakan serangkaian web-produk yang berkomitmen untuk memberdayakan produk lokal melalui informasi dan teknologi terkini.